Post By : Redaksi
Berita Regional.com Bengkulu Utara – Warga Bengkulu Utara mengeluhkan terkait pemadaman yang dilakukan oleh Perusahan Listrik Negara (PLN) terjadi setiap kali memasuki bulan suci Ramadhan.
Ada ungkapan bahwa setiap kali memasuki bulan suci Ramadhan listrik PLN selalu mati. Sepertinya ini sudah menjadi budaya di saat memasuki bulan suci Ramadhan, bahkan itu sudah terjadi dalam kebiasan setiap bulan suci Ramadhan.
“Apa penyebab sering padamnya listrik disaat memasuki bulan ramadhan tidak pernah diketahui secara pasti, yang dipastikan adalah krisis listrik di wilayah Kota Arga Makmur sekitarnya sepertinya sudah budaya dari tahun ke tahun dan sulit untuk dikikis”, kata pimpinan media Berita Regional, Nadit Hasan, Jumat (24/3/2025).
Pemadaman listrik saat bulan suci Ramadhan terus berlanjut. Buka puasa, sholat tarawih, tadarusan Alquran, atau sahur tanpa penerangan listrik kembali terjadi. Entah apa yang ada dibenak petinggi PLN Bengkulu Utara.
“Yang pasti dampak listrik padam, sumpah serapah masyarakat memuncak kepada perusahaan setrum milik negara ini. Mengapa tidak, saat berbuka puasa atau aktivitas keagamaan lain tiba-tiba saja listrik padam. PLN seperti meremehkan aktivitas keagamaan yang semestinya dihormati atau dihargai umat muslimin ”, ujar nadit.
Apalagi menurutnya, prosesi ramadhan cuma datang sekali dalam setahun. Hampir seluruh sudut wilayah Bengkulu Utara dan sekitarnya mengalami pemadaman listrik. Sejak siang, buka puasa, sholat tarawih, tadarusan .
“Pemadaman Listrik sebenarnya sudah keterlaluan. Masalahnya pihak PT PLN saat mematikan listrik tanpa melakukan informasi sebelumnya dan mematikan lampu secara mendadak. Banyak pihak menilai, kinerja pihak PT PLN sudah sungguh-sungguh keterlaluan tanpa memikirkan waktunya umat Muslim melaksanakan ibadah”, ucap nadit.
Saya juga meminta perusahaan listrik negara memberikan kompensasi ke warga yang terkena dampak pemadaman listrik saat ini.
“Karena kami beli voucer listrik bukan pakai daun, masyarakat bayar pakai duit, bukan gratis. Kalau terlambat bayar listrik mati. Sekarang apabila listrik mati, seharusnya ada kompensasi dengan masyarakat, itu harus jelas. Harus ada, ganti ruginya, apabila barangnya rusak”, keluhnya.
Lebih lanjut, nadit juga telah membayangkan akibat listrik padam berhari-hari, berdampak kepada usaha masyarakat yang harus merugi karena listrik padam.
“Ada mungkin usaha warga yang karena listrik padam satu jam saja kuenya tidak menjadi, ikanya mati dan lainnya. Tentu ini harus diperhatikan dan diberikan kompensasi, kita ini bukan latihan sabar, ikhlas. Kalau ini terjadi terus setiap tahun jelang bulan puasa”, jelasnya.
Pewarta : Hd